Mata Kuliah Audit Teknologi Sistem
Informasi
Dosen : Qomariyah
Nama : Riya Ayuning Tiyas
NPM : 16115095
Kelas : 4KA23
Tugas : Audit Teknologi
Sistem Informasi (Softskill)
============================================================
TUGAS KELOMPOK
AUDIT SISTEM INFORMASI
Tugas Kelompok (Softskill)
Nama Kelompok : Ayu Fitriana 11115183
Nadifah
Irbah 14115906
Riya Ayuning Tiyas 16115095
Universitas Gundarma
2018
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Pengertian Audit Sistem
Informasi
Audit sistem informasi
adalah proses pengumpulan dan penilaian bukti – bukti untuk menentukan apakah
sistem komputer dapat mengamankan aset, memelihara integritas data, dapat
mendorong pencapaian tujuan organisasi secara efektif dan menggunakan
sumberdaya secara efisien.
Audit sistem informasi sendiri merupakan gabungan dari berbagai macam
ilmu, antara lain traditional audit, manajemen sistem informasi, sistem
informasi akuntansi,
ilmu komputer, dan behavioral science.
Standar yang digunakan
dalam mengaudit sistem informasi adalah standar yang diterbitkan oleh ISACA
yaitu ISACA IS Auditing Standard. Selain itu ISACA juga menerbitkan IS Auditing
Guidance dan IS Auditing Procedure.
B.
Pentingnya Audit Sistem
Informasi
Program audit diperlukan untuk melakukan audit yang efektif dan efisien
agar proses bisnis perusahaan tidak terganggu. Program audit pada dasarnya merupakan
daftar periksa dari berbagai tes yang harus dilakukan auditor dalam lingkup
audit mereka untuk menentukan apakah kontrol utama yang dimaksudkan untuk
mengurangi risiko signifikan berfungsi seperti yang dirancang. Berdasarkan
hasil tes yang dilakukan, auditor harus dapat menentukan kecukupan kontrol atas
suatu proses tertentu.
C.
Tujuan Audit Sistem Informasi
·
Pengamanan Aset
·
Menjaga Integritas Data
·
Efektifitas Sistem
·
Efisiensi Sistem
D.
Faktor – Faktor Kontrol dan Audit
Faktor-faktor yang mendorong pentingnya
kontrol dan audit sistem informasi (Weber, 1999, p.6) adalah antara lain untuk
:
a. Mendeteksi
agar komputer tidak dikelola secara kurang terarah
b. Mendeteksi
resiko kehilangan data.
c. Mendeteksi
resiko pengambilan keputusan yang salah akibat informasi hasil proses sistem komputerisasi
salah/lambat/tidak lengkap.
d. Menjaga
aset perusahaan karena nilai hardware, software dan personil yang lazimnya
tinggi.
e. Mendeteksi
resiko error komputer.
f.
Mendeteksi resiko penyalahgunaan komputer
(fraud).
g. Menjaga
kerahasiaan
h. Meningkatkan
pengendalian evolusi penggunaan komputer
E.
Control Audit Sistem Informasi
a. Kontrol
lingkungan (Environmental controls)
Pengendalian lingkungan meliputi
hal-hal seperti kebijakan keamanan IS, standar, dan pedoman; struktur pelaporan
dalam lingkungan pemrosesan IS (termasuk operasi komputer dan pemrograman);
kondisi keuangan organisasi dan vendor jasa
b. Kontrol
keamanan fisik (Physical security
controls)
Kontrol keamanan fisik berkaitan
dengan perlindungan terhadap perangkat keras komputer, komponen, dan fasilitas
di mana mereka berada.
c. Kontrol
keamanan logis (Logical security controls)
Kontrol keamanan logis adalah yang
telah dikerahkan dalam sistem operasi dan aplikasi untuk membantu mencegah
akses tidak sah dan penghancuran yang disengaja atau disengaja terhadap program
dan data.
d. Kontrol
operasi IS (IS operating controls)
Kontrol
operasi sistem informasi, yang dirancang untuk membantu memastikan bahwa sistem
informasi beroperasi secara efisien dan efektif. Kontrol ini termasuk
penyelesaian tepat waktu dan akurat pekerjaan produksi, distribusi media
output, kinerja cadangan dan prosedur pemulihan, kinerja prosedur pemeliharaan.
BAB
II
PEMBAHASAN MATERI
A.
Pengertian Pengendalian Internal
Menurut Gramling
Rittenberg dan Johnstone (2012: 208), “pengendalian internal adalah proses yang
terkait dengan pencapaian tujuan organisasi. Organisasi mengidentifikasi risiko
untuk mencapai tujuan tersebut dan menerapkan berbagai kontrol untuk mengurangi
risiko tersebut”. Pengendalian internal diperlukan untuk mengidentifikasi
resiko agar proses bisnis perusahaan tidak terganggu.
Jadi dapat disimpulkan
bahwa pengendalian internal adalah pengendalian dalam suatu organisasi
bertujuan untuk menjaga aset perusahaan, pemenuhan terhadap kebijakan dan
prosedur, kehandalan dalam proses dan operasi yang efisien.
B.
Tujuan Pengendalian Internal
Tujuan disusun nya sistem control atau pengendalian
internal komputer adalah sebagai berikut :
·
Meningkatkan pengamanan (improve
safeguard) aset sistem informasi (data/catatan akutansi(accounting records)
yang bersifat logical assets, maupun physical assets seperti : hardware,
infrastructures, dan sebagainya).
·
Meningkatkan integritas data(improve data
integrity), sehingga dengan data yang benar dan konsisten akan dapat dibuat
laporan yang benar.
·
Meningkatkan efektifitas sistem (improve
system effectiveness).
·
Meningkatkan efisiensi sistem(improve system
efficiency).
C.
Penggolongan Pengendalian Internal
Pengendalian internal
harus diterapkan terhadap setiap sistem aplikasi, hal ini dilakukan untuk
mengurangi exure yang selalu muncul pada pencatatan yang buruk, akuntansi yang
tidak tepat, interupsi bisnis, pengambilan keputusan yang buruk penipuan dan
penggelapan, pelanggaran hukum terhadap peraturan, peningkatan biaya dan hilang
nya aset perusahaan.
Oleh sebab itu manajemen
harus menyadari penting nya pengendalian untuk mengurangi timbul nya kesalahan
dan untuk memaksimalkan hasil dari sistem operasi. Pengendalian ini digolongkan
menjadi 2 golongan, yaitu :
·
General control (pengendalian umum)
·
Application control (pengendalian
aplikasi)
D.
Pengertian COSO
COSO
adalah singkatan dari Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission, dimana merupakan suatu inisiatif dari sektor swasta yang dibentuk
pada tahun 1985. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor
yang menyebabkan penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk
mengurangi kejadian tersebut. COSO telah menyusun suatu definisi umum untuk
pengendalian, standar, dan kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan
untuk menilai sistem pengendalian mereka.
Komisi
ini disponsori oleh 5 professional association yaitu: AICPA, AAA, FEI, IIA,
IMA. Tujuan komisi ini adalah melakukan riset mengenai fraud dalam pelaporan
keuangan (fraudulent on financial reporting) dan membuat rekomendasi yang
terkait dengannya untuk perusahaan publik, auditor independen, SEC, dan
institusi pendidikan.
Walaupun
disponsori sama 5 professional association, tapi pada dasarnya komisi ini
bersifat independen dan orang2 yang duduk di dalamnya berasal dari beragam
kalangan: industri, akuntan publik, Bursa Efek, dan investor.Poin penting dalam
report COSO ‘Internal Control – Integrated Framework (1992):
Definisi
internal control menurut COSO yaitu suatu proses yang dijalankan oleh dewan
direksi, manajemen, dan staff, untuk membuat reasonable assurance mengenai:
·
Efektifitas dan
efisiensi operasional
·
Reliabilitas
pelaporan keuangan
BAB
III
ANALISIS
STUDY KASUS
A.
Kasus
Aktivitas
usaha PT Nusantara Surya Sakti adalah melakukan pembiayaan sepeda motor merk
Honda. Dalam hal ini penjualan perusahaan adalah pemberian kredit, sehingga PT Nusantara
Surya Sakti memiliki piutang usaha yang jumlahnya besar. PT Nusantara Surya
Sakti sebagai perusahaan pembiayaan memiliki resiko usaha seperti resiko kredit
macet, resiko tingkat bunga, resiko likuiditas adapun kecurangan yang mungkin
terjadi adalah tidak mencatat pembayaran dari debitur, menunda pencatatan
dengan melakukan cash lapping, melakukan pembukuan palsu atas mutasi piutang.
Survei
pendahuluan yang penulis lakukan pada PT Nusantara Surya Sakti menemukan
banyaknya konsumen yang menunggak atau belum melunasi angsuran, hal ini dapat
mengakibatkan jumlah piutang usaha yang telah melewati tanggal jatuh tempo
meningkat sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian dan juga mempengaruhi
kelangsungan hidup perusahaan.
B.
Hasil Analisis
1. Lingkungan Pengendalian
PT
Nusantara Surya Sakti cabang amurang telah berhasil melakukan pengendalian di
dalam lingkungan perusahaan dengan menerapkan sistem departementalisasi.
Departementalisasi ini berfungsi untuk menjalankan tugas dari masing – masing
departemen yang saling berhubungan satu sama lain. Untuk meningkatkan kualitas
sumber daya PT Nusantara Surya Sakti, perusahaan melakukan pelatihan selama 3
bulan. PT Nusantara Surya Sakti memberikan tunjangan kesehatan, tunjangan hari
raya dan bonus kepada karyawan untuk memberikan motivasi dan rasa loyalitas
kepada perusahaan. PT Nusantara Surya Sakti juga rutin mengadakan rapat harian
atau bulanan guna untuk mengukur sejauh mana perusahaan berkembang.
Namun
penerapan pengendalian internal pada PT Nusantara Surya Sakti masih mengalami
kekurangan karena perusahaan tidak memiliki filosofi yang mendukung arah
geraknya perusahaan dan sebagai parameter bagi perusahaan dan karyawannya.
Filosofi menjadi seuatu hal yang penting didalam perusahaan karena bergua untuk
mengikat dan mengarahkan karyawan perusahaan memahami tujuan perusahaan.
Kurangnya pemeriksaan audit internal pada perusahaan membuat sulitnya
perusahaan dalam mendeteksi kecurangan yang ada di perusahaan tersebut.
2. Penilaian Resiko
Resiko
besar pada PT Nusantara Surya Sakti adalah tidak terbayarnya piutang usaha atau
kredit macet. Untuk mengantisipasi hal ini perusahaan telah memiliki prosedur
dan aturan kredit untuk meminimalisir resiko tersebut. Seperti seorang konsumen
yang tidak dapat membayar tunggakan lebih dari 3 bulan maka barang yang
dikreditkan akan ditarik oleh perusahaan dan dijual kembali untuk menutupi sisa
hutang dari konsumen tersebut.
3. Informasi dan Komunikasi
Informasi
dan komunikasi pada PT Nusantara Surya Sakti dilakukan sangat efektif, hal ini
ditandai dengan sistem terkomputerisasi pada perusahaan tersebut. Oleh sebab
itu PT Nusantara Surya Sakti menjadi lebih mudah dan cepat dalam memperoleh
data piutang usaha. Perusahaan selalu menghimbau kepada karyawan untuk
memberikan informasi lengkap kepada konsumen.
Piutang
usaha PT Nusantara Surya Sakti dikatakan sah jika dicatat dalam dokumen kontrak
perjanjian pembiayaan yang diotoritasi kepala cabang. Informasi piutang usaha
ini yang menjadi dasar evaluasi kinerja perusahaan oleh direktur dalam mengambil
sebuah keputusan.
4. Aktivitas Pengendalian
Dibawah
ini merupakan beberapa aktivitas yang dilakukan PT Nusantara Surya Sakti:
a. Pengawasan pemrosesan transaksi
Semua
dokumen yang berkaitan dengan piutang usaha memiliki nomor seri dari setiap
transaksi yang dilakukan.
b. Pemisahan tugas yang memadai
Perusahaan
memiliki beberapa bagian atau departemen guna untuk mengkhususkan kerja dari
setiap departemen, seperti beberpa contoh dibawah ini:
·
Bagian
marketing terpisah dengan bagian survei dimana bagian marketing berfungsi untuk
penerimaan debitur dan bagian survei berfungsi untuk memberikan persetujuan
kredit
·
Bagian
yang menyetujui kredit terpisah dengan bagian yang menerima kas
·
Setiap
transaksi dilaksanakan oleh bagian marketing sebagai penerimaan kas, bagian
survei sebagai pemberi persetujuan kredit dan bagian kasir sebagai penerima
angsuran yang belum jatuh tempo. Namun aktivitas pemisahan tugas PT Nusantara
Surya Sakti belum efektif karena admin piutang dapat menerima pembayaran
debitur. Menurut konsep pengendalian intern, bagian piutang tidak boleh
merangkap menjadi bagian penerimaan. Hal ini dapat memungkinkan terjadi
kecurangan, yakni berupa cash lapping atau adanya transaksi palsu atas piutang.
c. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan
Pengendalian
fisik PT Nusantara Surya Sakti dilakukan dengan baik seperti memberikan lemari
guna untuk menyimpan dokumen perusahaan.
d. Review kinerja
Setiap
kepala bagian atau departemen akan melakukan analisis terhadap laporan yang
diberikan oleh karywawannya.
5. Monitoring
Struktur
dalam perusahan diterapkan untuk membantu mengawasi kinerja karyawan bagian
oleh masing – masing kepala dimana masing – masing karyawan memiliki tanggung
jawab melapor hanya ke kepala bagian.
Sumber :
============================================================
TUGAS INDIVIDU
Jelaskan Standar dan Panduan untuk
Audit Sistem Informasi seperti : ISACA, IIACOSO, ISO1799 ?
ISACA
ISACA adalah suatu organisasi
profesi internasional di bidang tata kelola teknologi informasi yang didirikan
di Amerika Serikat pada tahun 1967. Awalnya dikenal dengan nama lengkap
Information Systems Audit and Control Association, saat ini ISACA hanya
menggunakan akronimnya untuk merefleksikan cakupan luasnya di bidang tata
kelola teknologi informasi.
ISACA sebagai
lembaga independen, nonprofit, asosiasi global, terlibat dalam pengembangan,
penerapan dan penggunaan pengetahuan dan pengalaman yang diterima secara global
mengenai sistem informasi. Sebelumnya dikenal sebagai Information Systems Audit
and Control Association. Namun kini hanya menggunakan akronim ISACA, untuk
merefleksikan cakupan yang luas dari IT governance.
ISACA didirikan oleh individu yang
mengenali kebutuhan untuk sumber informasi terpusat dan bimbingan dalam bidang
tumbuh kontrol audit untuk sistem komputer. Hari ini, ISACA memiliki lebih dari
115.000 konstituen di seluruh dunia dan telah memiliki kurang lebih 70.000
anggota yang tersebar di 140 negara. Anggota ISACA terdiri dari antara lain
auditor sistem informasi, konsultan, pengajar, profesional keamanan sistem
informasi, pembuat perundangan, CIO, serta auditor internal. Jaringan ISACA
terdiri dari sekitar 170 cabang yang berada di lebih dari 60 negara, termasuk
di Indonesia.
•
Sifat khusus audit sistem informasi,
keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk melakukan audit SI
memerlukan standar yang berlaku secara global
•
ISACA berperan untuk memberikan informasi untuk mendukung kebutuhan pengetahuan
•
Dalam famework ISACA terkait, audit sistem
informasi terdapat Standards, Guidelines and procedures
•
Standar yang
ditetapkan oleh ISACA harus diikuti oleh auditor.
•
Guidelines memberikan bantuan tentang bagaimana
auditor dapat menerapkan standar dalam berbagai penugasan audit.
•
Prosedur
memberikan contoh langkah-langkah auditor dapat mengikuti penugasan audit
tertentu sehingga dapat menerapkan standar.
•
Namun, IS
auditor harus menggunakan pertimbangan profesional ketika menggunakan pedoman
dan prosedur.
ISACA
mulai pada tahun 1967, ketika sekelompok kecil orang dengan kontrol pekerjaan-audit
serupa di sistem komputer yang menjadi semakin penting untuk operasi mereka
organisasi-duduk untuk membahas perlunya sumber informasi terpusat dan
bimbingan dalam bidang. Pada tahun 1969, kelompok formal, menggabungkan sebagai
Asosiasi EDP Auditor. Pada tahun 1976 asosiasi membentuk yayasan pendidikan
untuk melakukan upaya penelitian besar-besaran untuk memperluas pengetahuan dan
nilai tata kelola TI dan bidang kontrol. Sebelumnya dikenal sebagai Audit
Sistem Informasi dan Control Association, ISACA sekarang berjalan dengan
singkatan saja, untuk mencerminkan berbagai profesional TI pemerintahan yang
dilayaninya.
Menurut ISACA, pemegang gelar CISA mempunyai competitive
advantage dengan memastikan bahwa:
1.
Audit sistem informasi dilakukan sesuai dengan standar, panduan,
dan best practises terkait
2. Suatu
perusahaan melaksanakan tata-kelola teknologi informasi (corporate
governance of IT)
3. Manajemen
atas sistem dan infrastruktur IT (systems and infrastructure life cycle
management) dilakukan sesuai dengan tujuan perusahaan
4. Arsitektur
keamanan didesain untuk menjaga prinsip kerahasiaan
(confidentiality),integritas (integrity),dan
ketersediaan (availability) atas information assets
5.
Program disaster recovery dan business continuity direncanakan
dengan baik dan dampak resikonya diminimalisir
Berikut
beberapa pengakuan atas sertifikasi CISA dari beberapa lembaga:
1. Departemen
Pertahanan Amerika (US Department of Defence) mengharuskan
staff information assurance-nya memiliki sertifikat tertentu, di antaranya
gelar CISA
2. Undang-undang
Keamanan Informasi di Korea mensyaratkan audit sistem informasi dilakukan oleh
pemegang sertifikasi tertentu, misalnya CISA
3. Bursa
Efek India mengakui sertifikasi profesional CISA sebagai salah satu prasyarat
untuk melakukan systems audit
4. Menurut
Undang-undang di Rumania, bank yang akan menerapkan sistem pembayaran
elektronik (misalnya melalui internet) diharuskan melewati proses sertifikasi
dahulu oleh auditor yang memiliki gelar CISA
Ujian CISA ini dilakukan 2 kali setahun, sekitar bulan juni dan desember.
Jumlah soal ujiannya ada 200, multiple-choice dan minimal harus bener
75% supaya lulus.
Ada 6 area/topik dalam ujian CISA :
1.
Information systems audit process (sekitar 10% dari total jumlah soal)
2.
Information systems governance (15%)
3.
Systems and infrastructure life cycle management (16%)
4.
Information technology service delivery and support (14%)
5.
Protection of information assets (31%)
6.
Business continuity and disaster recovery (14%)
Supaya
bisa dapat gelar CISA, gak cuma harus lulus ujian doank. Ada juga
beberapa persyaratan lainnya:
1.
Harus punya pengalaman 5 tahun dalam information systems audit, control, or
security (bisa disubstitusi dengan persyaratan tertentu)
2.
Mematuhi ISACA Code of Professional Ethics
3.
Menjalankan IS Auditing Standards yang dikeluarkan ISACA
4.
Ikut program CPE (Continuing Professional Education)
Syarat Kelulusan
ISACA
menggunakan dan laporan nilai pada skala umum 200-800. Sebagai contoh, skor
skala dari 800 mewakili nilai sempurna dengan semua pertanyaan dijawab dengan
benar; skor skala dari 200 adalah skor terendah mungkin dan menandakan bahwa
hanya sejumlah kecil pertanyaan yang dijawab dengan benar. Calon harus menerima
skor 450 atau lebih tinggi untuk lulus ujian.Sebuah skor 450 merupakan standar
yang konsisten minimal pengetahuan sebagaimana ditetapkan oleh
ISACA CISA Komite Sertifikasi itu. Seorang kandidat menerima nilai
kelulusan kemudian dapat mengajukan permohonan sertifikasi jika semua
persyaratan lain terpenuhi.
IIA COSO
The
Comitte of Sponsoring Organizations of the treadway commission’s (COSO)
dibentuk pada tahun 1985 sebagai alinasi dari 5 (lima) organisasi professional.
Tujuan
utamanya adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan
penggelapan laporan keuangan dan membuat rekomendasi untuk mengurangi kejadian
tersebut. COSO telah menyusun suatu definisi umum untuk pengendalian, standar,
dan kriteria internal yang dapat digunakan perusahaan untuk menilai sistem
pengendalian mereka. Organisasi tersebut terdiri
dari American Accounting Association (AAA), American Instititue of Certified
Public Accountants (AICPA), Financial Executives International (FEI),
Instititute of Management Accountants (IMA), dan The Institute of Internal
Auditors (IIA). Koalisi ini didirikan untuk menyatukan pandangan dalam
komunitas bisnis berkaitan dengan isu-isu seputar pelaporan keuangan yang
mengandung fraud.
COSO ini
ada kaitannya sama FCPA yang dikeluarkan sama SEC dan US
Congress di tahun 1977 untuk melawan fraud dan korupsi yang marak di
Amerika tahun 70-an. Bedanya, kalo FCPA adalah inisiatif dari
eksekutif-legislatif, nah kalo COSO ini lebih merupakan inisiatif dari sektor
swasta.
Secara
garis besar, COSO menghadirkan suatu kerangka kerja yang integral terkait
dengan definisi pengendalian intern, komponen-komponennya, dan kriteria
pengendalian intern yang dapat dievaluasi. Pengendalian internal terdiri dari 5
komponen yang saling berhubungan. Komponen-komponen tersebut memberikan
kerangka kerja yang efektif untuk menjelaskan dan menganalisa sistem
pengendalian internal yang diimplementasikan dalam suatu organisasi.
Komponen-komponen tersebut, adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian
2.
Penilaian resiko
3. Aktifitas pengendalian
4.
Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan
Definisi internal control menurut COSO
Suatu proses yang dijalankan oleh dewan direksi, manajemen, dan staff, untuk
membuat reasonable assurance mengenai:
- Efektifitas dan efisiensi operasional
- Reliabilitas pelaporan keuangan
- Kepatuhan atas hukum dan peraturan yang berlaku
Menurut COSO framework,
Internal control terdiri dari 5 komponen yang saling terkait, yaitu:
- Control Environment
- Risk Assessment
- Control Activities
- Information and communication
- Monitoring
Di tahun 2004, COSO mengeluarkan
report ‘Enterprise Risk Management – Integrated Framework’, sebagai
pengembangan COSO framework di atas. Dijelaskan ada 8 komponen dalam Enterprise
Risk Management, yaitu:
- Internal Environment
- Objective Setting
- Event Identification
- Risk Assessment
- Risk Response
- Control Activities
- Information and Communication
- Monitoring
ISO 1799
ISO / IEC 17799: 2005 menetapkan
pedoman dan prinsip umum untuk memulai, menerapkan, memelihara, dan memperbaiki
manajemen keamanan informasi dalam sebuah organisasi. Tujuan yang diuraikan
memberikan panduan umum mengenai tujuan umum manajemen keamanan informasi yang
diterima secara umum. ISO / IEC 17799: 2005 berisi praktik terbaik pengendalian
dan pengendalian pengendalian di bidang pengelolaan keamanan informasi berikut:
- pengorganisasian keamanan informasi;
- manajemen aset;
- keamanan sumber daya manusia;
- keamanan fisik dan lingkungan;
- komunikasi dan manajemen operasi;
- kontrol akses;
- akuisisi sistem informasi, pengembangan dan
pemeliharaan;
- manajemen insiden keamanan informasi;
- manajemen kontinuitas bisnis;
- pemenuhan.
Menghadirkan sebuah standar untuk sistem
manajemen keamanan informasi yang meliputi dokumen kebijakan keamanan
informasi, alokasi keamanan informasi tanggung jawab menyediakan semua pemakai
dengan pendidikan dan pelatihan di dalam keamanan informasi, mengembangkan
suatu sistem untuk laporan peristiwa keamanan, memperkenalkan virus kendali,
mengembangkan suatu rencana kesinambungan bisnis, mengikuti kebutuhan untuk
pelindungan data, dan menetapkan prosedur untuk mentaati kebijakan keamanan
Sumber :
Diakses pada tanggal : Selasa, 16 Oktober 2018, 07.30
Diakses pada tanggal : Selasa, 16 Oktober 2018, 07.50
Diakses pada tanggal : Selasa, 16 Oktober 2018, 08.35.