Sabtu, 25 November 2017

Review Jurnal Tentang Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit THT pada Manusia Berbasis Web





“ REVIEW JURNAL : ANALISIS SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS PENYAKIT THT PADA MANUSIA BERBASIS WEB “ 



Jurnal : Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit THT Berbasis Web dengan e2gLte Expert System Shell, Sistem Pakar untuk Mendiagnosis Penyakit Telingan, Hidung, dan Tenggorokan Pada Manusia.


Abstrak

Perkembangan dunia medis terkini banyak menggunakan computer untuk membantu diagnosis maupun pencegahan dan penanganan suatu penyakit. System pakar dapat membantu manusi amengorganisir informasi dan membaca dengan cepat dari pada manusia. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui apakah system pakar yang digunakan untuk penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan ini bisa membantu pengguna mendiagnosis sendiri berdasar gejala yang dirasakannya. Representasi pengetahuan pada jurnal yang saya analisa adalah production rule dan e2gLite expert system shell. Platform  yang digunakan adalah system berbasis web. Berdasarkan perangkat lunak yang telah diuji, system ini membantu mengidentifikasi terantung pada gejala yang di input pengguna.
Kata kunci : Sistem pakar, THT, diagnosis, web





BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang

   Penyakit merupakan penyebab gangguan pada tubuh manusia tetapi sebagian besar masyarakat tidak mengetahui penyakit apa yang sedang menyerang tubuhnya serta bagaiman cara mengobatinya. Sehingga untuk mengetahui penyakit yang sedang menyerang tubuh manusia dibutuhkan seorang ahli yang memahami masalah kesehatan (dokter, bidan atau perawat).
   Berdasarkan kemajuan dalam bidang computer dan informatika, masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan menyediakan suatu perangkat lunak (system pakar). System pakar (expert system) adalah system yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusi ke computer, agar computer dapat menyelesaikan masalah seperti layaknya para pakar (expert). System pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para pakar/ahli. Dengan pengembangan sistem pakar, diharapkan bahwa orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. System pakar ini juga akan membantu aktifitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman.
   System pakar  dikembangkan dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang medis. Saat ini kebutuhan manusia akan pelayanan medis yang lebih baik sangat mendesak, yang berarti dukungan instrumentasi dan informatika medis modern sangat dibutuhkan termasuk metode untuk membantu analisisnya sehingga dihasilakan diagnosis yang lebih optimal.


1.2 Tujuan

Tujuan dari analisi ini adalah untuk untuk mengetahui apakah system pakar yang digunakan untuk penyakit Telinga, Hidung dan Tenggorokan ini bisa membantu pengguna mendiagnosis sendiri berdasar gejala yang dirasakannya.


1.3 Batasan Masalah
  1. Metode yang dipakai yang digunakan system pakar tersebut
  2. Cara kerja system pakar tersebut
  3. Kelebihan dan kekurangan system pakar e2glite expert system shell dan production rul




BAB II
RINGKASAN JURNAL


   Sistem pakar dari jurnal yag saya analisis adalah berbasis web, dalam perancangan basis pengetahuannya menggunakan kaidah produksi yaitu JIKA – MAKA. Pernyataan ini menghubungkan bagi premios (JIKA) dan bagian kesimpulan (MAKA). Pada jurnal yang menggunakan representasi production rule apabila premis dalam aturan produksi dapat memiliki lebih dari satu proporsisi, proporsisi-proporsisi tersebut dihubungkan dengan menggunakan operator logic AND. Data-data yang menjadi output bagi sistem adalah data-data jenis penyakit menyediakan data terapi dan pencegahan.
   Aturan penyakit menyediakan tentang jenis-jenis penyakit, telinga, hidung dan tenggorokan.rancangan sistem ini juga bisa menelusuri saran terapi, apabila hasil dari melakukan sesi konsultasi berupa jenis penyakit tertentu ditunjukkan dalam hal ini tentu saja jenis penyakit yang terdeteksi berkedudukan sebagai kesimpulan akhir. Sedangkan saran terapi berkedudukan sebagai factor. Metode inferensi yang digunakan adalah forward chaining untuk menguji factor-faktor yang dimasukkan pengguna dengan aturanyang disimpan dalam sistem sau demi satu sehinga dapat diambil satu kesimpulan. Sistem pakar tersebut dalam implementasinya dibatasi pada input data, ubah data, dan hapus data pada pasien, pakar, gejala gangguan, pengetahuan dan informasi.
   Dan jurnal yang menggunakan basis pengetahuan e2gLite expert system shell pengguna dapat menggunakan sistem pakar ini yang telah didesain dengan meng-klik tombol “Mulai Konsultasi”, sehingga pengguna akan dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan tentang gejala penyakit THT. Penelitian ini dibuat pertanyaan yang bersifat ya/tidak. Pada setiap pertanyaan pengguna memiliki kesempatan untuk mengetahui mengapa pertanyaan tersebut diajukan, dengan hanya meng-klik tombol “Mengapa”. Sistem pakar kemudian menampilkan aturan yang memuat pertanyaan serta premis aturan yang telah memiliki nilai dan infromasi bahwa nilai atau jawaban dari pertanyaan tersebut belum diperoleh.
   Mesin inferensi yang digunakan adala appler e2gLite yang akan melakukan penulusuran kombinasi runut-balik dan runut maju. Maksud dari runut-balik  adalah untuk menetukan aturan yang akan dibuktikan untuk menyelesaikan goal serta pertanyaan yang akan diajukan ke pengguna, sementara rumut-maju digunakan untuk mencoba beberapa aturan ketika sebuah masukan diperoleh dari pengguna. penelusuran dihentikan ketika jawaban terhadap goal sudah ditemukan dan sistem pakar kemudian menampilkan hasil akhir.
   Implementasi sistem pakar berbasis web pada penelitian tersebut dilakukan berdasarkan aturan-aturan dari basis pengetahuan. File basis pengetahuan berupa file teks dapat dibuat menggunakan program editor teks biasa seperti notepad. File ini berisi definisi aturan-aturan yang digunakan untuk menetukan jenis penyakit THT yang diderita pasien.






BAB III
TINJAUAN PUSTAKA


   Pada bab ini akan membahas mengenai uraian singkat hasil-hasil penelitian dua buah jurnal system pakar yang sudah saya analisis. Dewasa telah banyak penelitian yang menerapkan system pakar, baik dalam bidang diagnosa penyakit, kepribadian, dan lain-lain. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Hanif Al Fatta dan Sutopo Wibowo (2008) mengenai system penyakit  untuk mendiagnosa penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorokan pada manusia. Penelitian ini menggunakan menggunakan metode inferensi yaitu forward channing digunakan untuk menguji fakto-faktor yang dimasukkan pengguna dengan aturan yang disimpan dalam sistem satu demi satu hingga dapat diambil satu kesimpulan. Representasi pengetahuan yang digunakan pada penelitian ini adalah production rule. Metode inferensi yang dipakai untuk mendapatkan konklusi mendapatkan penalaran maju, dan platform yang digunakan adalah system berbasis web. Basis aturan dalam permasalahan production rule ini merupakan kumpulan kaidah-kaidah atau aturan-aturan yang saling berhubungan satu sama lain. Kaidah-kaidah atau aturan-aturan ini dipresentasikan dalam penyakit bentuk persyaratan IF – THEN. Pernyataan ini menghubungkan bagi premios (IF) dan bagian kesimpulan (THEN). Apabila premis dalam aturan produksi dapat memiliki lebih dari satu proposisi, proposes-proposisi tersebut dihubungkan dengan menggunakan operator logil AND. Akan tetapi pada penelitian ini belum memasukkan nilai certainy factor untuk menentukan keakuratan hasil.
   Selain itu juga ada system pakar untuk mendiagnosa penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorokan pada manusia (Lina Handayani dan Tole Sutikno). Palafrom yang digunakan juga system berbasis web. Penelitian ini dikembangkan oleh e2gLite expert system shell yang menggunakan metode representasi kaidah JIKA-MAKA untuk mempresentasikan jenis-jenis oenyakit THT beserta gejala. Metode penulusuran yang digunakan dalam mesin inferensi adalah metode penelusuran pada e2gLIte yang akan melakukan penelusuran aturan dengan kombinasi runut-bailk dan runut- maju. Kelebihan e2gLite terletak pada kemudahan akses dan penggunannya. Kemudahan akses, karena e2gLite yang berisi applet java dan basis pengetahuan dapat didownload ke browser pengguna. Kemudahan penggunaan, karena suatu applet java sangat mudah untuk diikutsertakan di dalam sebuah halaman web sebagai objek grafis, dan dapat disisipkan ke dalam sebuah sel dalam table HTML untuk memfasilitasi pengaturan halaman secara fleksibel serta integrasi system pakar dengan halaman web yang lain. Namun demikian e2gLite juga memiliki kekurangan, anatara lain waktu startup yang lama, sehingga lebih cocok untuk system pakar berskala kecil dengan basis pengethauan yang berupa file teks dapat dibaca oleh siapapun  karena bersifat public atau dapat diakses oleh siapapun. Kekurangan lainnya, berhubungan dengan kompatibilitas browser. Microsoft telah mengumumkan pemisahan antara JVM (Java Virtual Machine) dari versi Internet Explorer yang diinstall mulai system operasi Windows XP. Hal ini akan menyebabkan semua halaman web yang mengandung applet menjadi gagal untuk diakses, kecuali pengguna secara khusus mengintsall JVM.




BAB IV
PEMBAHASAN


  Sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit Telinga, Hidung, dan Tenggorokan pada manusia ini membutuhkan pengetahuan dan mesin infromasi untuk mendiagnosa penyakit yang dialami oleh pengguna. Penelitian sistem pakar yang diteliti oleh Hanif Al Fatta dan Sutopo Wibowo menggunakan representasi pengetahuan production rule. Production rule adalah model ide dasar yang mempresentasikan pengetahuan dengan bentuk pasangan kondisi aksi (Jika-Maka). Representasi pengetahuan ini berisi factor-faktor yang dibutuhkan oleh system, sedangkan mesin inferensi digunakan untuk menganalisa factor-faktor yang dimasukkan pengguna sehingga dapat ditemukan suatu kesimpulan basis pengetahuan yang diperlukan system terdiri dari gejala penyakit, jenis penyakit dan terapi . data yang menjadi input system adalah data gejala yang dapat dari pemeriksaan yang dilakukan oleh para medis. Data tersebut digunakan oleh system untuk menentukan jenis penyakit yang diderita pasien. Pembentukan aturan gejala penyakit dari ini ditujukan pada table 1.


Aturan 1. Gejala Penyakit

No
Aturan
1
If sukar menelan And sesak napas timbul bila susdah meluas sampai ke daerah hipofaring And stidor inspirasi akan timbul bila anak dalam posisi tidur terlentang And Pada pemeriksaan fisik tampak dinding belakang faring menonjol  And pada perabaan teraba lunak And Pada pemeriksaan foto jaringan lunak leher Ap lateral tampa banyak radilusen di daerah prevertabra Or rasa nyeri pada leher Then Abses retrofaring
2
If Pembengkakan di daerah sekitar angulus mandibular And Leher terasa panas And Pembengkakan dinding lateral daring ke arah medial And Sukar menelan akibat adanya pembengkakan di daerah faring Or Rasa nyeri pada leher Then Anses parafgaring.
3
If Demam tidak tinggi And Badan lemah And Tidak nafsu makan And Nyeri kepala And Nyeri tenggorokan And Kadang-kadang terdapat pembengkakan kelenjar leher And Suara purau. And Stirdor serta gejala sumbatan laring And Pada pemeriksaan tampak selaput keabuan mudah berdarah di tonsil Then Radang Difteri Faring.
4
If Demam tinggi sampai 39 derajat celcius And Batuk menggongggong And Stridor serta gejala sumbatan laring And pada pemeriksaan faring tampak tonsil dan faring hipremis And pada pemeriksaan laringoskopi langsung tampak laring ebema, hipremis tidak berselaput Or suara parau Then Laringtis akut (Radang non difteri).
5
If Stidor sejaklahir And Cekungan-cekungan lebih jelas ketika menangis And kadang-kadang sukar untuk menteek And Pada laringoskopi tampak pada waktu inspirasi epiglottis And arytenoid melekuk tampak kolaps And Keadaanumum anak lemah dan pucat The Laringmalasia (Kelain kongerial laring)

Basis aturan dalam permasalahan ini merupakan kumpulan kaidah-kaidah atau aturan-aturan ini diprepresentasikan dalam penyakit bentuk persyaratan IF (menghubungkan bagi premios) – THEN (kesimpulan). Apabila premis dalam aturan produksi dapat memiliki lebih dari suatu proposisi, proposisi-proposisi tersebut dihubungkan dengan menggunakan operator logic AND. Rancangan system ini tidak hanya berhenti pada kemampuan mendiagnosa penyakit menggunakan aturan gejala. Penelusuran dapat dilanjutkan untuk menelusuri saran terapi. Apabila hasil dari melakukan sesi konsultasi berupa jeid penyakit tertentu ditunjukan dalam hal ini tentu saja jenis penyakit yang terdeteksi berkedudukan sebagai fakor. Aturan terapi ditujukan pada table 3.


Aturan 2.  Saran Terapi

No
Terapi
1
If Abses Retrofaring Then Bila tidak ada tanda-tanda sumbatan jalan nafas, dengan pertolongan laringoskop dilakukan pungsi dan aspirasiyang dilanjutkan dengan inisi And Pus harus dihisap dengan baik supaya tidak terjadi aspirasi And POsisi pasien pada waktu tindakan ialah baring secara trendelenburg. Tindakan ini dilakukan dalam alagesia dapat juga dilakukan semprotan Xylocain 2% dapat juga dilakukan dalam narcosis umum And Bila ada tanda-tanda sumbatan jalan nafas harus segera dilakukan trakeostomi sebelum melakukan pungsi And Antibiotic diberikan dalam dosis tinggi untuk kuman aerob dan anareob And Bila penyebabnya tuberculosis harus diberikan juga obat anti tuberkulosa.
2
If Abses Parafgaring Then Melakukan eksplorasi untuk mengeluarkan nanah secepat mungkin And untuk melakukan eksploraso harus dalam narcosis umum, maka diperlukan trakeostomi sebelum melakukan eksplorasi And Eksplorasi dilakukan dengan cara membuat insist dapat di perluas secara tumpul And Insisi intra oral sering juga dilakukan, dengan cara memakai klem arteri panjang, ditusukkan kea rah  konstriktor faring, sehingga masuk keruang prestiloid And juga diberikan antibiotika dosis tinggi untuk kuman aerob dan anareob.
3
If Radang Difteri Faring Then tergantung pada stadium sumbatan laringnya dilakukan pemantauan ktat, intubasi,trakeostomi atau krikotomi yang dilanjutkan dengan traekeostomi And ADS : 20.000 unit IM diberikan 2 hari beturut-turut And antibiotika : Penisilin 4 dd 50 mg/kg berat badan / hari. Bila tidak tahan maka penisilin, dapat diberikan kloramfenikol dalam dosis yang sama.
4
If Laringtis akut (Radang non difteri) Then di berikan Antibitika Kortikosterois 1-2 mg/kg berat badan sehari, setelah itu dosis diturunkan perlahan-lahan. And Bila tidak terdapat sumbatan karing stadium 3, maka tidak dilakukan trakeostomi.
5
If Laringmalasia (Kalain kongenial laring) Then tidak diberikan terapi biasanya setelah berusia antara 2-5 tahun stridor menghilang And Bila terdapat gejala obstruksi laring hebat dilakukan intubasi dirawat untuk memperbaiki gizi dan pengawasan ketat.

Production rule menggunakan metode inferensi yang digunakan adalah forward channing. Forward channing digunakan untuk menguji factor-faktor yang dimasukkan pengguna dengan aturan yang disimpan dalam system satu demi satu hingga dapat diambil satu kesimpulan forward channing. Pada pengetesan system production rule menggunakan system pengetesan black box, pengujian ini hanya diambil sebuah contoh fungsi input data, edit data, hapus data pada data penyakit.
  1. Fungsi menginput data
Untuk menginput data maka terlebih dahulu kita masuk ke halaman administrator dan masuk ke menu yang kita tuju. Sebagai contoh, penulis memilih menu penyakit sebagai uji coba.
  1. Fungsi Mengubah Data
Untuk mengubah data, seorang admin meng-klik menu “Edit” yang berada disis kanan data yang bersangkutan. Setelah meng-klik edit, maka akan muncul form edit data yang telah berisi data yang bersangkutan.
  1. Fungsi Hapus Data
Untuk menguji fungsi menghapus data, penulis mengambil sampel data yang sama untuk memudahkan pengujian. Setelah meng-klik icon “X” maka data akan terhapus.
Selain itu  sistem pakar yang diteliti oleh Linda Handayani dan Tole Sutikno menggunkan basis pengetahuan e2gLite Expert System Shell. E2gLite adalah sebuah shell system pakar yang dikembangan oleh Expertise2Go yang berbasis internet dan dilengkapi applet Java. E2gLIte memeberikan kemudahan dalam hal pembangunan system pakar serta pelaksanaan konsultasi oleh pengguna. Basis pengetahuan berupa file teks yang berisi fakta dan aturan yang dapat dibuat dengan editor teks dan disimpan sebagi file *.kb, sedangkan pengguna cukup menggunakan browser umum yang memiliki fitur Java seoerti Netscape Navigator dan Internet Explorer. Jika Internet Explorer yang terinstall tidak mempunyai fitur java, dapat ditambah dengan menginstall Microsoft Vortual Machine Proxy Server. Halaman muka system pakar yang telah didesain untuk diagnosis penyakit THT berbasis web dengan e2gLite Expert System Shell ditunjukkan pada Gambar 1.


Gambar 1. Tampilan Awal Sistem Pakar


Pengguna dapat menggunakan system pakar yang telah didesain dengan meng-klik tombol “Mulai Konsultasi”, sehingga pengguna akan dihadapkan pada pertanyaan-petanyaan tentang gejala penyakit THT. Masukkan dari pengguna dapat berupa jawaban atas pertanyaan yang bersifat dikotomi(ya/tidak(, maupun isian data numeric. Pada penelitian ini baru dibuat pertanyaan yang bersifat ya/tidak sabagaimana pada Gambar 2.
Pada setiap pertanyaan, pengguna memiliki kesempatan untuk mengetahui mengapa pertanyaan tersebut diajukan, yang dapat dilakukan dengan mengeklik tombol “Mengapa”. Sistem pakar kemudian menampilkan aturan yang memuat pertanyaan tersebut serta nilai-nilai dari premis aturan yang telah memiliki nilai dan informasi bahwa nilai atau jawaban dari pertanyaan tersebut belum diperoleh sebagaimana Gambar 3.




Gambar 2. Tampilan Pilihan Pertanyaan





Gambar 3. Tampilan Penjelasan Terhadap Pertanyaan “Mengapa”




Gambar 4. Tampilan Jawaban Terakhir dari Tahapan Konsultasi



Mesin inferensi pada applet e2gLite akan melakukan penelusuran aturan dengan kombinasi rubut-balik dan runut-maju. Rumut-balik digunakan untuk menentukan aturan yang hendak dibuktikan untuk menyelesaikan goal serta pertanyaan yang akan diajukan ke pengguna, sementara rumut mju digunakan untuk mencoba beberapa aturan yang ada ketika sebuah masukan diperoleh dari pengguna. Penelusuran dihentikan ketika jwaban terhadap goal sudah ditemukan dan system pakar kemudian menampilkan hasil akhir seperti gambar 4. Slelain pengguna juga dapat meminta penjelasan atas bagaimana sebuah kesimpulan diambil dengan menekan tombol “Jelaskan”.




BAB V
KESIMPULAN


Berdasarkan hasil dan pembahsan diatas bahwa system pakar diagnose penyakit telinga, hidung, dan tenggorokan dapat diambil kesimpualan bahwa system pakar yang didesain dengan e2glite expert system shell dan production rule dapat memberikan infromasi kepada pemakai mengenai jenis penyakit yang dideritanya berdasarkan gejala-gejala yang diberikan, memberikan informasi tentang terapi yang bisa menyembuhkan, dan data yang terdapat pada program, aplikasi berbass web ini dapat di update jika ditemukan data terbaru. System juga dilengkapi dengan fasilitas yang memungkinkan pengguna memiliki kesempatan untuk mengetahui mengapa sebuahpertanyaan diajukan dan meminta penjelasam bagaiman sebuah kesimpulan diambil.



Daftar Pustaka :
Link Jurnalnya :    http://eprints.dinus.ac.id/12191/1/jurnal_12099.pdf

Firdausy, K., dkk., 2003, ‘’Implementasi Shell E2gLite untuk Sistem Pakar Berbasis Web

Handayani, L. dan Sutikno, T.,  2004, ‘’Sistem Pakar Berbasis Web dengan Shell e2gLite untuk
Diagnosis Penyakit Hati’’ Jurnal Telkomnika, Vol.1, No.2, Teknik Elektro Universitas
Ahmad Dahlan, Yogyakarta

http://sisteminfomasi.blogspot.co.id/2010/05/aplikasi-sistem-pakar-diagnosa-penyakit.html

http://www.telingahidungtenggorokan.com/penyakit-tht-dan-jenis-jenisnya.html

Senin, 06 November 2017

MAKALAH SISTEM PAKAR




MAKALAH
SISTEM BERBASIS PENGETAHUAN

“SISTEM PAKAR”



Disusun Oleh :
Riya Ayuning Tiyas (16115095)

KELAS : 3KA23
FAKULTAS ILMU KOMPUTER & TEKNOLOGI INFORMASI
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA







KATA PENGANTAR


Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah tentang Sistem Pakar ini dengan lancar. Makalah Sistem Pakar ini bertujuan untuk melengkapi Tugas Sistem Berbasis Pengetahuan dan untuk meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan Sistem Pakar.
Dalam Makalah ini menjelaskan Sistem Pakar secara detail dari mulai pengertian sampai  tahap pembuatan sisten pakar dan implementasi-Nya untuk dapat bekerja seperti halnya yang dilakukan manusia.
Dengan ada-Nya Makalah ini kami berharap dapat menambah wawasan atau pun menambah Referensi dalam kaitan-Nya dengan Sistem Pakar. Kami mohon maaf, jika terdapat suatu kekurangan karena pengetahuan yang masih kurang. mohon bimbingan Bapak Dosen selaku dosen kami agar kami lebih mengerti banyak tentang Hal tersebut.
Wassalamualaikum wr. Wb.



                                                                                                           Bekasi, November 2017



                                                                                                                                     Penulis.






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................

BAB I .............................................................................................................................................
PENDAHULUAN .........................................................................................................................
1.1 LATAR BELAKANG ……………….………………………………………………………
1.2 RUMUSAN MASALAH ……………………………………………………………………
1.3 TUJUAN PENULISAN …………………………………………………………………….
1.4 MANFAAT PENULISAN ………………………………………………………………….

BAB II …………………………………………………………………………………………..
PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………...…   
2.1  PENGERTIAN SISTEM PAKAR ……………………………………….…………………  
2.2 CIRI – CIRI SISTEM PAKAR ………………………………………………………....…… 
2.3 KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN SISTEM PAKAR …………………….…….……. 
2.4 KONSEP SISTEM PAKAR ……………………………………………………..….……….  
2.5 ELEMEN MANUSIA YANG TERKAIT DALAM PENGGUNAAN DAN  PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR ……………………………………………………….....   
2.6 BENTUK / TIPE SISTEM PAKAR ….………………………………………………………
2.7 STRUKTUR SISTEM PAKAR ……………………………………………………………..
2.8 KARAKTERISTIK DAN ELEMEN SISTEM PAKAR ……………………………………
2.9 KOMPONEN – KOMPONEN YANG TERDAPAT DALAM ARSITEKTUR/STRUKTUR      SISTEM PAKAR ………………………………………………………………………………..
2.10 LANGKAH – LANGKAH PEMBUATAN SISTEM PAKAR …………………………..   
2.11 CONTOH KASUS SISTEM PAKAR……………………………………………………....

BAB 3 ……………………………………………………………………………………………
PENUTUP ……………………………………………………………….……………………….
3.1 KESIMPULAN …………………….……………………………………………………......
3.2 SARAN ………………………………..…………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA …..…………………………………………………………………………




BAB 1
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang 

         Sistem pakar (expert system) adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli, dan sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli (Kusumadewi, 2003:109).
        Sistem pakar pertama kali dikembangkan oleh komunitas AI pada pertengahan tahun 1960. Sistem pakar yang muncul pertama kali adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel & Simon (Turban, 1995).
         Sistem pakar merupakan cabang dari salah satu mata kuliah kecerdasan buatan. kami juga dalam proses membuat Implementasi yang terwujud aplikasi berbentuk desktop atau pun website. Dalam kontek yang lebih lanjut system pakar sulit dikembang karena sudah terpaku pada system yang sudah ada.

1.2 Rumusan Masalah
Dari makalah Sistem Pakar yang timbul pertanyaan-pertanyaan, antara lain :
1.      Apa itu Sistem Pakar itu?
2.      Bagaimana cara kerja Sistem Pakar?
3.      Untuk apa sistem pakar?

1.3  Tujuan Penulisan
 Dalam Makalah ini terdapat berbagai Tujuan, antara lain :
1.      Pembaca dapat mengetahui Sistem Pakar secara lebih detail.
2.      Penulis dapat memenuhi tugas.
3.      Pembaca dapat menilai isi makalah Sistem Pakar ini.

1.4    Manfaat penulisan
Beberapa manfaat makalah Sistem Pakar ini, antara lain :
1.      Untuk penambah wawasan bagi pembaca.
2.      Sebagai referensi dalam kaitan-Nya dengan Sistem Pakar.
3.      Untuk acuan dalam pelaksanaan implementasi Sistem Pakar.






BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sistem Pakar

       Sistem pakar atau Expert System adalah program yang berisi pengetahuan manusia atau bertingkah laku seperti manusia expert (manusia pakar) yang pada aplikasinya membantu menyelesaikan masalah – masalah didunia nyata. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan sekumpulan rule atau kaidah yang didapat dari pakar, lalu dijadikan pertanyaan – pertanyaan untuk mendapat solusi atau kesimpulan. Berikut ini beberapa pengertian sistem pakar menurut beberapa orang ahli:
1.      Menurut William Stubblefield dan George F. Lugger (1993), menjelaskan bahwa sistem pakar adalah suatu program yang dapat menirukan seorang pakar.
2.      Menurut E. Fraim Turban (1992), menjelaskan bahwa sistem pakar adalah sebuah program yang mengkomputerisasikan laporan yang mencoba untuk menirukan proses pemikiran dan pengetahuan dari pakar – pakar dalam menyelesaikan masalah.
3.      Menurut Garratano dan Riley (1989), menjelaskan bahwa sistem pakar adalah suatu sistem komputer yang bisa menyamai atau meniru kemampuan seorang pakar.
Dari pengertian diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem pakar adalah suatu aplikasi dari kecerdasan tiruan yang dapat menyelesaikan masalah dalam bidang tertentu dan dapat bertindak sebagai penasehat seperti seorang pakar dimana solusi atau jalan keluar yang dihasilkan sistem pakar berkualitas seperti seorang pakar.
Jadi sistem pakar : kepakaran ditransfer dari seorang pakar (atau sumber kepakaran yang lain) ke komputer, pengetahuan yang ada disimpan dalam komputer, dan pengguna dapat berkonsultasi pada komputer itu untuk suatu nasehat, lalu komputer dapat mengambil inferensi (menyimpulkan, mendeduksi, dan lain-lain) seperti layaknya seorang pakar, kemudian menjelaskannya ke pengguna tersebut, bila perlu dengan alasan-alasannya.
Sistem Pakar terkadang lebih baik unjuk kerjanya dari pada seorang pakar manusia. Dengan sistem pakar, orang awam pun dapat menyelesaikan masalah yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman.
Sistem pakar dikembangkan pertama kali oleh komunitas AI (Artificial Intelligence) tahun 1960-an. Sistem pakar yang pertama adalah General Purpose Problem Solver (GPS) yang dikembangkan oleh Newel Simon.

2.2 Ciri-Ciri Sistem Pakar
Ciri – ciri dari Sistem Pakar adalah sebagai berikut :
a.       Terbatas pada domain keahlian tertentu.
b.      Dapat memberikan penalaran pada data – data yang tak pasti.
c.       Dapat mengemukakan rangkaian alasan – alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat dipahami.
d.      Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu.
e.       Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
f.       Keluarannya bersifat anjuran.

     2.3 Keuntungan & Kelebihan Sistem Pakar
 A.  Keuntungan Sistem Pakar :
         a.  Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
         b.  Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
     c. Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk keahlian langka).
     d.       Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
     e.       Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan mengandung ketidakpastian. Pengguna bisa merespon dengan jawaban ‘tidak tahu’ atau ‘tidak yakin’ pada satu atau lebih pertanyaan selama konsultasi dan sistem pakar tetap akan memberikan jawaban.

 B. Kelemahan Sistem Pakar :
     a. Biaya yang diperlukan untuk membuat, memelihara dan memeliharanya sangat mahal.
     b. Sulit dikembangkan, hal ini erat kaitannya dengan ketersediaan pakar di bidangnya dan kepakaran sangat sulit diekstrak dari manusia karena sangat sulit bagi seorang pakar untuk menjelaskan langkah mereka dalam menangani masalah.
     c. Sistem pakar tidak 100% benar karena seseorang yang terlibat dalam pembuatan sistem pakar tidak selalu benar. Oleh karena itu perlu diuji ulang secara teliti sebelum digunakan.
     d. Pendekatan oleh setiap pakar untuk suatu situasi atau problem bisa berbeda-beda, meskipun sama-sama benar.
    e. Transfer pengetahuan dapat bersifat subjektif dan bias.


2.4 Konsep Sistem Pakar
    1.        Keahlian
Keahlian bersifat luas dan merupakan penguasaan pengetahuan dalam bidang khusus yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman.
       - Teori, fakta, aturan-aturan pada lingkup permasalahan tertentu.
       - Strategi global untuk menyelesaikan masalah.

     2.        Ahli / Pakar
Seorang ahli adalah seseorang yang mampu menjelaskan suatu tanggapan, mempelajari hal-hal baru seputar topic permasalahan, menyusun kembali pengetahuan jika dipandang perlu, memecahkan masalah dengan cepat dan tepat.
     3. Pengalihan Keahlian
Tujuan dari sistem pakar adalah untuk mentransfer keahlian dari seorang pakar ke dalam komputer kemudian ke masyarakat. Proses ini meliputi 4 kegiatan, yaitu perolehan pengetahuan (dari para ahli atau sumber-sumber lainnya), representasi pengetahuan ke komputer, kesimpulan dari pengetahuan dan pengalihan pengetahuan ke pengguna.
      4. Mengambil Keputusan
Hal yang unik dari sistem pakar adalah kemampuan untuk menjelaskan dimana keahlian tersimpan dalam basis pengetahuan. Kemampuan komputer untuk mengambil kesimpulan dilakukan oleh komponen yang dikenal dengan mesin inferensi yaitu meliputi prosedur tentang pemecahan masalah.
      5. Aturan
Sistem pakar yang dibuat merupakan sistem yang berdasarkan pada aturan-aturan dimana program disimpan dalam bentuk aturan-aturan sebagai prosedur pemecahan masalah. Aturan tersebut biasanya berbentuk IF – THEN.


2.5 Elemen Manusia yang Terkait dalam Penggunaan dan Pengembangan Sistem Pakar
1)      Pakar
Pakar adalah orang yang memiliki pengetahuan khusus, pendapat, pengalaman dan metode, serta kemampuan untuk mengaplikasikan keahliannya tersebut guna menyelesaikan masalah.
2)      Perekayasa Pengetahuan
Perekayasa pengetahuan adalah orang yang membantu pakar dalam menyusun area permasalahan dengan menginterpretasikan dan mengintegrasikan jawaban-jawaban pakar atas pertanyaan yang diajukan, menggambarkan analogi, mengajukan counter example dan menerangkan kesulitan-kesulitan konseptual.

3)      Pemakai
·         Pemakai Awam. Dalam hal ini sistem pakar bertindak sebagai konsultan untuk memberikan saran dan solusi kepada pemakai.
·         Pelajar yang ingin belajar. Sistem pakar bertindak sebagai instruktur.
·         Pembuat sistem pakar. Sistem pakar sebagai partner dalam pengembangan basis pengetahuan.
·         Pakar. Sistem pakar bertindak sebagai mitra kerja/asisten.


     2.6 Bentuk atau Tipe Sistem Pakar
  1. Mandiri.
Sistem pakar yang murni berdiri sendiri, tidak digabung dengan software lain, bisa dijalankan pada komputer pribadi, mainframe.
  1. Terkait / Tergabung.
Dalam bentuk ini sistem pakar hanya merupakan bagian dari program yang lebih besar. Program tersebut biasanya menggunakan teknik algoritma konvensional tapi bisa mengakses sistem pakar yang ditempatkan sebagai subrutin, yang bisa dimanfaatkan setiap kali dibutuhkan.
  1. Terhubung.
Merupakan sistem pakar yang berhubungan dengan software lain, misalnya : spreadsheet, DBMS, program grafik. Pada saat proses inferensi, sistem pakar bisa mengakses  data dalam spreadsheet atau DBMS atau program grafik bisa dipanggil untuk menayangkan output visual.
  1. Sistem Mengabdi.
Merupakan bagian dari komputer khusus yang diabdikan kepada fungsi tunggal. Sistem tersebut bisa membantu analisa data radar dalam pesawat tempur atau membuat keputusan intelejen tentang bagaimana memodifikasi pembangunan kimiawi, dan lain-lain.


2.7 Struktur Sistem Pakar
Ada 2 bagian utama sistem pakar :
·         Lingkungan Pengembangan (Development Environment)
Digunakan untuk memasukkan pengetahuan pakar ke dalam lingkungan sistem pakar.
·         Lingkungan Konsultasi (Consultation Environment)
Digunakan oleh pegguna yang bukan pakar untuk memperoleh pengetahuan pakar.


2.8 Karakteristik & Elemen Sistem Pakar
Sistem pakar dibuat dengan tujuan tertentu dan pastinya tujuan tersebut bersifat untuk membantu para pakar dalam menyelesaikan suatu masalah. Berikut adalah karakteristik yang harus dimiliki oleh sebuah sistem pakar :
  • High Performance. Sistem harus mampu memberikan respon berupa saran (advice) dengan tingkat kualitas yang sama dengan seorang pakar atau melebihinya.
  • Adequate response time. Sistem juga harus mampu bekerja dalam waktu yang sama baiknya (reasonable) atau lebih cepat dibandingkan dengan seorang pakar dalam menghasilkan keputusan. Hal ini sangat penting terutama pada sistem waktu nyata (real-time).
  • Good reliability. Sistem harus dapat diandalkan dan tidak mudah rusak / crash.
  • Understanable. Sistem harus mampu menjelaskan langkah-langkah penalaran yang dilakukannya seperti seorang pakar.
  • Flexibility.

2.9 Komponen-Komponen yang terdapat dalam Arsitektur atau Struktur Sistem Pakar
  • User interface (Antarmuka)
Merupakan mekanisme yang digunakan oleh pengguna dan sistem pakar untuk berkomunikasi. Antarmuka menerima informasi dari pemakai dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh sistem. Selain itu antarmuka menerima dari sistem dan menyajikannya ke dalam bentuk yang dapat dimengerti oleh pemakai.
  • Workpkace / Blackboard
Workplace merupakan area dari sekumpulan memori kerja (working memory), digunakan untuk merekam kejadian yang sedang berlangsung termasuk keputusan sementara. Ada 3 keputusan yang dapat direkam :
-          Rencana : Bagaimana menghadapi masalah.
-          Agenda : aksi-aksi yang potensial yang sedang menunggu untuk dieksekusi.
-          Solusi : calon aksi yang akan dibangkitkan.
  • Explanation Facility (Fasilitas Penjelasan)
Elemen tambahan yang akan meningkatkan kemampuan sistem pakar. Digunakan untuk melacak respon dan memberikan penjelasan tentang kelakuan sistem pakar secara interaktif melalui pertanyaan :
-          Mengapa suatu pertanyaan ditanyakan oleh sistem pakar ?
-          Bagaimana konklusi dicapai ?
-          Mengapa ada alternative yang dibatalkan ?
-          Rencana apa yang digunakan untuk mendapatkan solusi ?


2.10 Langkah Langkah Pembuatan Sistem Pakar
         Berikut ini langkah-langkah dalam pembuatan sistem pakar :
  1. Mengidentifikasi masalah dan kebutuhan.
  2. Menentukan problema yang cocok.
  3. Mempertimbangkan alternative.
  4. Menghitung pengembalian investasi.
  5. Memilih alat pengembangan.
  6. Merekayasa pengetahuan.
  7. Merancang sistem.
  8. Melengkapi pengembangan.
  9. Menguji dan mencari kesalahan sistem.
  10. Memelihara sistem.

2.11 Contoh Kasus Sistem Pakar
Sistem pakar :
  • Digunakan untuk konsultasi.
  • Sistem pakar selalu tersedia di organisasi, sedang pakar belum tentu selalu berada di tempat. Misal suatu keputusan harus diambil oleh manajer yang pakar dalam suatu bidang, karena manajer ini pergi dan tidak berada di kantor, maka keputusan yang harus diambil tertunda.
  • Sistem pakar dapat menyimpan dan mengingat pengetahuan yang sangat tidak terbatas dan tidak kenal lelah. Oleh karena itu pekerjaan dokter akan sangat terbantu sekali dengan SP yang diisi dengan sejumlah pengetahuan (misal semua jenis obat dan efeknya) yang pakarnya sendiri belum tentu dapat mengingatnya.
Contoh kasus :
Sistem pakar yang digunakan di dinas sosial negara bagian California, Amerika Serikat. Sebelum SP digunakan, pemberian tunjangan sosial kurang efektif karena beragamnya macam tunjangan yang diberikan dan banyaknya aturan yang ada untuk mendapatkan tunjangan sosial. Lebih dari 3000 aturan dibukukan untuk tunjangan sosial ini. Pada waktu seseorang melamar untuk meminta tunjangan sosial, orang ini akan dilayani dengan pekerja sosial dan pekerja sosial harus mengetahui aturan-aturan yang ada. Jika ada kasus khusus dan pekerja sosial tidak memahami aturannya tetapi memutuskan hasilnya, maka hasil keputusan dapat tidak efektif. Menyadari kelemahan-kelemahan ini maka dinas sosial kemudian menerapkan sistem pakar yang berisi dengan knowledge base berupa ribuan aturan-aturan ini.
Bedanya : sebelum ada SP, yang pakar adalah pekerja sosialnya dan jika pekerja sosial kurang pakar maka dapat mengakibatkan kesalahan keputusan. Setelah ada SP, pekerja sosial tidak harus pakar karena yang pakar adalah sistemnya karena sistemnya berisi dengan semua aturan, sehingga mengurangi kesalahan pengambilan keputusan.




BAB 3
PENUTUP

3.1   Kesimpulan
- Sistem Pakar merupakan cabang dari salah satu mata kuliah kecerdasan buatan.kami juga dalam proses membuat Implementasi yang terwujud aplikasi berbentuk desktop atau pun website.
-  Konsep dasar sistem pakar mencakup beberapa persoalan mendasar, antara lain siapa yang disebut pakar, apa yang dimaksud dengan keahlian, bagaimana keahlian dapat ditransfer, dan bagaimana sistem bekerja.
 -   Metode sistem pakar mempunyai model dari pengetahuan manusia (knowledge base), mempunyai ruang lingkup pemrograman, serta mempunyai strategi untuk mencari

3.2   Saran
    Demikian makalah kami ini, tentu masih bayak kekurangan dan kelemahan, karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi. Maka kami berharap masukan utuk menambah kemampuan kami, supaya dikemudian hari lebih baik. Semoga makalah ini dapat berguna bagi kita semua.



Daftar Pustaka :  

https://www.scribd.com/doc/46752107/MAKALAH-Sistem-Pakar
Syamsuddin,Aries, PENGANTAR SISTEM PAKAR, 2004, www.ilmukomputer.com
 http://mfile.narotama.ac.id/files/Zakki%20Falani/Expert%20System/jaka-pakar.pdf